Iniadalah sebuah kisah yang sangat luar biasa, tentang seorang ulama bahasa Arab yang bernama al-Ashma'i. Ia adalah ulama bahasa Arab yang paling tersohor. Oleh karenanya ia biasa duduk di majelisnya Harun al-Rasyid bersama para ulama lainnya. Salah seorang orang Arab badui yang hadir di pelajaran tersebut mengatakan, "Wahai Ashma'i
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata, Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut. Arab Badui adalah pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana pengembara lainnya, Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari mengggembalakan kambing. Badui merupakan salah satu dari asli Arab. Perawakan Badui yang khas menyebabkan dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab berperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan pendatang yang ada di Arab, Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara. Itulah sedikit info mengenai Arab Badui. Orang Arab badui memang terkenal sangat jauh dari ilmu agama alias jahil. Mereka sering bertingkah aneh. Namun, karena tingkahnya inilah yang membuat para sahabat sering dapat ilmu baru. Sehingga sebagian mereka berharap-harap agar orang badui ini selalu datang dan membuat ulah sehingga mereka bisa menggali ilmu dari sikap Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap orang Badui tersebut. Berikut kami sajikan kisah mengenai seorang badui yang kencing di masjid Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Semoga dari kisah ini kita bisa mendapatkan faedah ilmu syari yang berharga. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata, Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami. HR. Bukhari no. 221 dan Muslim no. 284 Silakan melihat teks hadits ini di kitab Bulughul Marom karya Ibnu Hajar. Berikut adalah pelajaran berharga yang disarikan dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Fathu Dzil Jalali wal Ikrom Syarh Bulughil Marom, 1/117-120. FAEDAH PERTAMA Hadits ini menunjukkan bahwa air kencing itu najis karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk membersihkan tanah lantai masjid yang terkena kencing tadi. Oleh karena itu, kencing dan kotoran yang keluar dari dalam tubuh manusia adalah najis. Namun apakah semuanya najis, termasuk juga darah? Adapun darah manusia terdapat perselisihan pendapat di kalangan ulama. Namun, yang lebih tepat darah manusia tidaklah najis. Karena tidak ada dalil Al Quran dan Hadits yang menunjukkan najisnya hal ini. OIeh karena itu, kita kembalikan ke hukum asal bahwa setiap benda adalah suci sampai kita menemukan dalil yang menyatakan bahwa benda tersebut najis. Namun, mayoritas ulama tidak berpendapat demikian. Mereka menilai bahwa darah tetaplah najis, namun jika sedikit dimaafkan. Barangsiapa yang ingin berhati-hati dari perselisihan yang ada ini, maka jika darah tersebut dicuci maka tidaklah mengapa. FAEDAH KEDUA Wajibnya membersihkan lantai masjid dari najis, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk menyiramkan air pada najis tersebut. FAEDAH KETIGA Terdapat larangan kencing di masjid karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak mengingkari pengingkaran para sahabat terhadap orang badui tadi. Beliau shallallahu alaihi wa sallam cuma melarang untuk tidak menghardiknya. Sehingga ini menunjukkan bahwa kencing di masjid terlarang. FAEDAH KEEMPAT Kemungkaran itu wajib diingkari dengan segera sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat tadi. Namun jika mengakhirkan mengingkari kemungkaran ada maslahat, maka itu lebih baik, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau shallallahu alaihi wa sallam membiarkan arab badui tadi kencing di masjid karena memang di situ ada maslahat. Oleh karena itu, jika kita melihat seseorang berada di kubur Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian dia menujukan doa pada beliau shallallahu alaihi wa sallam semacam dia mengatakan Ya Muhammad, berikanlah aku rizki! ; apakah dalam kondisi semacam ini kita boleh langsung mengingkari perbuatan orang ini dengan mengatakan, “Engkau musyrik, engkau telah berbuat syirik, engkau telah berdoa kepada selain Allah.?” Jawabannya Jangan lakukan seperti itu. Bahkan kita biarkan hingga dia selesai berdoa lalu kita berdialog dengannya dengan cara yang baik dan penuh hikmah. Mungkin kita bisa katakan padanya, “Akhi, siapakah yang mampu mengabulkan doa, Rasulullah ataukah Allah Taala?” Pasti dia akan mengatakan, “Allah”. Lalu setelah itu kita katakan padanya, “Jika demikian, mintalah doa pada Allah saja, janganlah engkau menujukan satu doa pun pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Tujukanlah doamu pada Allah semata karena itu memang lebih baik padamu daripada engkau berdoa kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena seorang Rasul tidaklah bisa mendatangkan manfaat atau bahaya, juga tidak mengetahui perkara ghoib”. Jika orang ini sudah merasa jelas dengan penjelasan ini, barulah kita katakan bahwa yang dia lakukan adalah kesyirikan yang dapat menjadikan seseorang menjadi penghuni neraka. … Masya Allah … Inilah cara berdakwah yang bijak dan mudah diterima yang dicontohkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau dan melapangkan kuburnya. Baca Juga Faedah Sirah Nabi Tahapan Nabi dalam Berdakwah dan Kiatnya FAEDAH KELIMA Nabi shallallahu alaihi wa sallam memiliki sikap yang sangat bagus dalam menyikapi umatnya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam melarang para sahabat untuk menghardik orang ini karena ada bahaya yang ditimbulkan di balik itu. Di antara bahayanya adalah akan memudhorotkan orang ini disebabkan kencing yang diperintahkan dihentikan seketika. Bahaya lainnya adalah aurat orang ini bisa terbuka karena kaget, sehingga berbalik, kemudian para sahabat kemungkinan bisa melihat auratnya. Kalau dia masih tetap kencing lalu dipaksa berhenti, maka celananya kemungkinan bisa terkena najis. Bahkan najisnya akan meluas di tempat dia kencing, namun bisa mengena ke bagian masjid lainnya. FAEDAH KEENAM Membersihkan najis yang ada di masjid haruslah dilakukan dengan segera. Oleh karena itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan menggunakan air dalam hal ini. Namun sebenarnya jika kencing tadi dibiarkan begitu saja, maka dia akan hilang dengan sendirinya karena tertiup angin atau terkena terik matahari. Namun, karena tujuannya ingin agar najis hilang dengan segera, maka digunakanlah air. FAEDAH KETUJUH Membersihkan najis yang ada di masjid, hukumnya adalah fardhu kifayah, yaitu jika sudah mencukupi yang melakukan hal ini, maka orang lain gugur kewajibannya. Kenapa bisa fardhu kifayah? Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk membersihkan kencing tadi, namun beliau tidak bareng dengan mereka membersihkannya. Jika hukum melakukan hal ini adalah fardhu ain wajib bagi setiap orang, maka tentu Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang lebih dahulu membersihkan najis tersebut dari sahabat lainnya. Oleh karena itu, barangsiapa melihat najis di masjid maka dia wajib membersihkannya. Jika tidak mampu, maka dia wajib meminta pada orang lain untuk membersihkan najis yang di masjid tersebut. FAEDAH KEDELEPAN Dari hadits ini dapat kita simpulkan sebuah kaedah yang sudah masyhur di tengah-tengah para ulama yaitu jika kemungkaran tidak dapat dihilangkan kecuali dengan kemungkaran lain yang lebih besar, maka kemungkaran ini tidak boleh diingkari. Ini adalah kaedah yang sudah sangat jelas. Jika kita menghilangkan suatu kemungkaran, namun malah mendatangkan kemungkaran yang lebih besar maka ini sama saja kita melakukan kemungkaran yang pertama tadi dan kita menambah kemungkaran yang baru lagi. Dan tambahan ini tidak diragukan lagi adalah maksiat. FAEDAH KESEMBILAN Selayaknya bagi orang yang ingin melarang suatu kemungkaran, dia menjelaskan sebab kenapa dia melarang hal itu. Lihatlah Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala melarang orang badui ini, beliau shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa hal ini dilarang karena masjid adalah tempat yang tidak diperbolehkan terdapat kotoran dan najis. Masjid adalah tempat untuk berdzikir kepada Allah dan melaksanakan shalat. Sehingga dengan demikian, orang badui yang sebelumnya belum tahu, akhirnya menjadi tahu. FAEDAH KESEPULUH Hendaklah setiap orang tatkala berinteraksi dengan lainnya, dia menyikapinya sesuai dengan keadaannya. Orang badui ini bukanlah penduduk Madinah. Jika penduduk Madinah yang melakukan demikian tentu Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan menyikapinya berbeda. Akan tetapi Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyikapi orang ini sesuai dengan keadaannya yang jahil dan kurang paham agama. Demikian faedah yang sangat berharga dari orang badui yang bertamu ke masjid Nabi. Semoga faedah ini bermanfaat. Ya Allah berikanlah pada kami ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib dan amalan yang diterima. Baca Juga Faedah Sirah Nabi 10 Pelajaran dari Istri-Istri Nabi Hadits Arbain 34 Mengubah Kemungkaran *** Disusun di Gunung Kidul dan dilanjutkan di Pogung Kidul, 22 Dzulqodah 1429 di pagi hari yang penuh berkah Penulis Muhammad Abduh Tuasikal
IHRAMCO.ID, JAKARTA--Badui merupakan karakter masyarakat tradisional yang keras dan suka menyerang. Namun, setelah datangnya agama Islam, mereka berubah menjadi bala tentara yang gagah berani dan jarang ada tandingannya. "Terutama jika di dalam bala tentara itu terdapat orang yang paling pintar ahli seni dan lain-lain," tulis Prof Hamka dalam
Rasulullah adalah pengemban tugas dari Allah untuk memberi petunjuk kepada umat manusia agar selalu beriman kepada-Nya. Tidak heran jika berbagai rintangan harus dihadapi Rasulullah untuk menyampaikan tugas dari Allah tersebut. Sebut saja ketika Nabi SAW mendapat siksaan dari kaum jahiliah, mendapat percobaan pembunuhan, hingga hal-hal aneh yang terkadang tidak mampu ditangkap akal sehat kecuali dengan keimanan. Di antara hal unik yang dialami Nabi SAW adalah ketika menghadapi tingkah laku orang yang belum tahu ajaran agama Islam. baca juga Kemenag Optimis Pembangunan Masjid MBZ Rampung Tepat Waktu Susun Standarisasi Honorarium Kemasjidan, Kemenag Ingin Pengurus Masjid Sejahtera Suasana Sholat Idul Adha di Berbagai Daerah di Indonesia Diceritakan, suatu hari Rasulullah SAW bersama sahabatnya tengah duduk di sebuah masjid. Tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan datangnya orang badui yang seolah tanpa malu kencing di pojokan masjid tersebut. Artinya Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Suatu hari ada seorang dari suku Badui kencing di dalam masjid, para sahabat pun seketika naik pitam dan akan menghentikannya mengusirnya. Lalu Rasulullah SAW pun bersabda, 'Biarkanlah ia dan siramkanlah di atas air kencingnya satu timba air atau seember air, karena sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk kesulitan'" HR. Bukhari. Berdasarkan kisah tersebut terdapat beberapa hikmah yang bisa dipetik. 1. Nabi SAW tidak tergesa-gesa untuk memarahi dan mengusir orang tersebut. Tetapi justru memilih untuk mencari solusi daripada menambah persoalan. Rasulullah SAW sengaja membiarkan orang Badui itu menyelesaikan kencingnya agar berpusat pada satu titik saja sehingga najis tidak menyebar ke mana-mana. Begitu pula Nabi SAW mempertimbangkan kesehatan orang Badui itu apabila dia diminta untuk menahan kencingnya. 2. Dari kisah tersebut juga menjadi bukti bahwa Rasulullah saw begitu toleran dan santun dalam menghadapi umat yang belum tahu. Dengan sikap yang tidak memarahi orang Badui itu, serta melarang para sahabat memarahinya, maka menunjukkan bahwa dakwah Nabi SAW penuh dengan kasih sayang. 3. Hikmah selanjutnya adalah mengenai cara menyucikan najis. Dalam keadaan seperti itu, Nabi menyuruh membersihkan najis cukup dengan menyiramkan air. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu lantai masjid masih berupa tanah. 4. Kisah tersebut juga mengajarkan pada umatnya agar dalam setiap kejadian supaya tidak mempersulit diri tetapi mencari solusi yang bijak. Begitulah akhlak teladan Nabi saw yang wajib kita contoh ketika menghadapi persoalan yang bisa diselesaikan dengan bijak. Wallau a'lam.[]
diantara yang mati syahid adalah seorang badui yang datang dan masuk islam dan memohon kepada rasulullah untuk hijrah dan tatkala rasulullah memperoleh rampasan perang khaibar maka beliau memberinya bagian, tetapi dia berkata, "wahai rasulullah, aku mengikutimu bukan untuk tujuan ini, melainkan agar aku terkena panah di sini (sambil memberi
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahih-nya حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُكَيْرٍ النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ نُهِينَا أَنْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ، فَكَانَ يُعْجِبُنَا أَنْ يَجِيءَ الرَّجُلُ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ الْعَاقِلُ، فَيَسْأَلَهُ، وَنَحْنُ نَسْمَعُ، فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ، فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ، أَتَانَا رَسُولُكَ فَزَعَمَ لَنَا أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّ اللهَ أَرْسَلَكَ، قَالَ صَدَقَ» ، قَالَ فَمَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ قَالَ اللهُ» ، قَالَ فَمَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ قَالَ اللهُ» ، قَالَ فَمَنْ نَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، وَجَعَلَ فِيهَا مَا جَعَلَ؟ قَالَ اللهُ» ، قَالَ فَبِالَّذِي خَلَقَ السَّمَاءَ، وَخَلَقَ الْأَرْضَ، وَنَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ، آللَّهُ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ نَعَمْ» ، قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِنَا، وَلَيْلَتِنَا، قَالَ صَدَقَ» ، قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ نَعَمْ» ، قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا زَكَاةً فِي أَمْوَالِنَا، قَالَ صَدَقَ» ، قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ نَعَمْ» ، قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ فِي سَنَتِنَا، قَالَ صَدَقَ» ، قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ، آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ نَعَمْ» ، قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا حَجَّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا، قَالَ صَدَقَ» ، قَالَ ثُمَّ وَلَّى، قَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، لَا أَزِيدُ عَلَيْهِنَّ، وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُنَّ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ صَدَقَ لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ»Amr bin Muhammad bin Bukair an-Naqid menuturkan kepadaku. Dia berkata; Hasyim bin al-Qasim Abu an-Nadhr menuturkan kepadaku. Dia berkata; Sulaiman bin al-Mughirah menuturkan kepadaku dari Tsabit dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, dia mengatakan; Dahulu kami pernah dilarang untuk bertanya tentang apa saja kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam oleh sebab itu kami merasa senang apabila ada orang Arab Badui yang cukup berakal datang kemudian bertanya kepada beliau lantas kami pun mendengarkan suatu ketika, datanglah seorang lelaki dari penduduk kampung pedalaman. Dia mengatakan, “Wahai Muhammad, telah datang kepada kami utusanmu. Dia mengatakan bahwasanya anda telah mengaku bahwa Allah telah mengutus anda?”. Maka Nabi menjawab, “Dia benar”. Lalu arab badui itu bertanya, “Lalu siapakah yang menciptakan langit?”. Beliau menjawab, “Allah”. Lalu dia bertanya, “Siapakah yang menciptakan bumi?”. Nabi menjawab, “Allah”. Dia bertanya lagi, “Siapakah yang memancangkan gunung-gunung ini dan menciptakan di atasnya segala bentuk ciptaan?”. Nabi menjawab, “Allah”. Lalu arab badui itu mengatakan, “Demi Dzat yang telah menciptakan langit dan yang menciptakan bumi serta memancangkan gunung-gunung ini, benarkah Allah telah mengutusmu?”. Maka beliau menjawab, “Iya”.Lalu dia kembali bertanya, “Utusanmu pun mengatakan kepada kami bahwa kami wajib untuk melakukan shalat lima waktu selama sehari semalam yang kami lalui.” Nabi mengatakan, “Dia benar”. Lalu dia mengatakan, “Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah telah memerintahkanmu dengan perintah ini?”. Nabi menjawab, “Iya”. Lalu dia mengatakan, “Dan utusanmu juga mengatakan bahwa kami berkewajiban untuk membayarkan zakat dari harta-harta kami?”. Nabi mengatakan, “Dia benar”. Dia berkata, “Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah yang telah menyuruhmu untuk ini?”. Beliau menjawab, “Iya”. Dia mengatakan, “Dan utusanmu juga mengatakan bahwa kami wajib berpuasa di bulan Ramadhan di setiap tahunnya.” Nabi mengatakan, “Dia benar” Dia mengatakan, “Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah telah menyuruhmu dengan perintah ini?”. Beliau menjawab, “Iya”. Dia mengatakan, “Utusanmu pun mengatakan bahwa kami wajib untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi orang yang mampu melakukaan perjalanan ke sana.” Nabi menjawab, “Dia benar”. Dia mengatakan, “Demi Dzat yang telah mengutusmu, benarkah Allah yang memerintahkanmu dengan ini?”. Nabi menjawab, “Iya”.Anas mengatakan; Kemudian dia pun berbalik seraya mengatakan, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan menambahkan selain itu dan aku juga tidak akan menguranginya.” Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Kalau dia benar-benar jujur/konsisten niscaya dia akan masuk surga”.Diriwayatkan juga oleh Bukhari dalam Kitab al-’Ilm, bab maa jaa’a fi qaulihi ta’ala, Wa qul Rabbi zidni ilman’, hadits no 63, lihat Shahih Muslim cet ke-4 Darul Kutub Ilmiyah 1427 H, hal. 29Di antara faedah hadits ini, adalah Penetapan kebenaran risalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallamSyariat itu berlaku apabila telah sampai ilmu kepada orang yang bersangkutanAdanya udzur/toleransi bagi orang yang belum sampai ilmu kepadanyaDi dalam hadits ini juga terkandung pelajaran mengenai rihlah fi thalabil ilmi/menempuh perjalanan dalam rangka menimba ilmu agamaDi dalamnya juga terkandung ajaran untuk kembali kepada para ulama dan sering-sering bergaul dengan merekaKebanyakan orang arab badui itu tidak mengerti dan kurang sopanOrang arab badui saja mengerti bahwa alam semesta ini ada penciptanya, maka ini merupakan bantahan telak bagi para penganut paham anti tuhan atau athheisDi dalamnya juga terdapat bantahan bagi kaum yang meyakini paham wahdatul wujudDzat yang menciptakan alam semesta itulah yang berhak untuk diibadahiSemestinya seorang murid menyusun pertanyaan dengan baikTanya-jawab merupakan salah satu metode transfer ilmu yang paling bermanfaatPembelajaran secara bertahapIlmu sebelum berkata dan berbuatBersumpah harus dengan menyebut nama Allah bukan dengan nama makhluk, dan hal itu pun dipahami oleh orang Arab Badui sekalipunBolehnya bersumpah tanpa dimintaBolehnya mencari sanad yang lebih tinggiDi dalamnya juga terkandung ajaran untuk mengecek kebenaran suatu beritaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam di samping mmerintah, beliau juga diperintahDisyariatkannya mengutus utusan dakwah ke berbagai tempatBerdakwah harus dengan ilmuTidak bolehnya taklid butaWajibnya ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamKeharusan untuk taslim/pasrah kepada syari’at beliauDiterimanya hadits ahad dalam masalah aqidah maupun hukum dan beramal dengannyaShalat lima waktu itu dikerjakan secara berulang-ulang di setiap sehari semalamHadits ini menunjukkan bahwa shalat witir tidaklah wajibTidak adanya kewajiban pungutan pajak bagi setiap muslimPuasa Ramadhan wajib dikerjakan dis etiap tahunnyaHadits ini juga menunjukkan bahwa kaum muslimin awam dari kalangan para muqallid adalah termasuk kaum mukminin, yaitu apabila mereka telah meyakini aqidah Islam ini dengan mantap dan tidak ragu-raguDengan menunaikan kewajiban syari’at maka seorang bisa masuk ke dalam surgaAmal merupakan sebab masuk ke dalam surga, namun dia bukanlah harga tukar yang seimbang untuk surgaIman itu meliputi keyakinan, ucapan, dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang. Ini merupakan bantahan bagi Murji’ah, Jahmiyah, Khawarij dan Mu’tazilahIbadah itu ada yang wajib dan ada yang sunnahIbadah yang diwajibkan Allah itu beraneka ragam, tidak hanya satu macamIbadah yang wajib ada yang bersifat harian, dan ada juga yang tahunan, bahkan ada yang sekali seumur hidupHukum di dunia ditegakkan berlandaskan apa yang tampak/menurut zahirnyaMasuk surga atau tidaknya seseorang ditentukan oleh Allah ta’ala yang hanya Allah yang paling mengetahuinyaSurga itu benar adanyaHendaknya menyesuaikan antara ucapan dengan amal perbuatanDi dalamnya terdapat peringatan dari bahaya kemunafikanYang akan masuk surga hanyalah orang muslim saja, orang kafir tidak berhakHadits ini juga menunjukkan keutamaan ahli haditsHadits ini menunjukkan keutamaan orang yang langsung belajar Islam kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamHadits merupakan sumber ajaran Islam selain KitabullahHadits merupakan penafsir bagi al-Qur’anHadits ini juga menunjukkan pentingnya aqidahAqidah merupakan landasan penegakan hukum, untuk individu maupun masyarakatDan faedah lain yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammadin wa shahbihi wa sallam, walhamdulillahi Rabbil Abu Mushlih Ari WahyudiArtikelDalamkesempatan kali ini, KH. Aceng menceritakan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Sebuah cerita yang mungkin terdengar tidak asing bagi anak-anak, khususnya generasi penerus kita. "Cerita ini tidak hoax, cerita ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah," tegasnya.
INI adalah Kisah Nabi dan orang badui. Suatu ketika Rasulullah SAW tengah melakukan Thawaf untuk mengelilingi Ka’bah. Ketika itu, beliau melihat ada seorang lelaki yang juga melaksanakan hal serupa sembari berdzikir. Zikir tersebut berbunyi “Ya Karim! Ya Karim” Demikianlah lelaki yang berada di depan Rasulullah itu mengucapkan zikirnya. Mendengar zikir tersebut, Rasulullah kemudian mengucapkann lafadz Ya Karim! Ya Karim!’ dan terus mengikuti si pria yang ada di depannya tadi. Merasa ada yang yang membuntutinya dari belakang, si pria tadi pun merasa heran. Akhirnya ia menepi ke sudut Ka’bah dan melanjutkan zikirnya. Namun meskipun demikian, ternyata Rasulullah tidak berhenti menirukan lafadz yang diucapkan oleh pria tersebut. Pria itu merasa bahwa dirinya tengah diperolok-olok orang yang tidak dikenalnya tersebut. BACA JUGA Mengapa Nabi Musa sering Disebut dalam Alquran? Ketika menengok ke belakang, didapatinyalah sosok pria tampan dan rupawan yang belum pernah dijumpainya. Kemudian dirinya berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau ini sengaja memperolok-olokku karena aku ini orang Arab Badui. Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku adukan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah SAW.” Foto Pixabay Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW tersenyum lantas bertanya, “Tidaklah engkau mengenaliku wahai orang Arab?” Si lelaki Arab menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah bertanya kembali, “Jadi bagaimana kau bisa beriman kepadanya?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” ujar si Arab Badui tadi. Setelah mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah SAW berkata “Wahai orang Arab, akulah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.” Mendengar ucapan tersebut, si orang Arab merasa terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan saksikan, hingga membuatnya bertanya sekali lagi. “Tuan ini Muhammad?” Setelah mendapat kepastian bahwa pria nan tampan yang berada di hadapannya itu adalah Nabi Muhammad, maka menunduklah si pria tadi sekaligus mencium kedua kaki Rasulullah. Seketika Rasulullah menarik dan membangunkan pria Arab tadi seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah engkau perlakukan aku seperti itu, perbuatan semacam itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketauhilah kalau aku diutus Allah bukan untuk menjadi seorang yang takabur dan minta dihormati melainkan untuk membawa berita gembira.” Pada saat itu, Malaikat Jibril turun ke bumi dan menemui Rasululllah SAW seraya memberitahu berita, “Ya Muhammad! Tuhan mengucapkan salam kepadamu dan berkata, Katakanlah kepada orang Arab itu supaya dia tidak terpesona dengan belas kasihan Allah. Ketauhilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya baik yang kecil maupun yang besar.” Foto Pinterest Setelah mengatakan hal tersebut, Jibril pun pergi lagi ke langit. Orang arab itu kemudian berkata. “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” Rasulullah SAW terkejut mendengar perkataan orang Arab tadi, dirinya merasa heran. Keheranan tersebut muncul karena sekilas si orang Arab tersebut seperti menantang Tuhan. Kemudian beliau pun memastikan. “Apakah yang engkau akan perhitungkan dengan Tuhan?” BACA JUGA Seorang Badui Bertanya, Wahai Rasul, Apa Itu Ash-Shur?’ Orang Badui itu kemudian berkata, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka akupun akan memperhitungkan betapa besarnya maghfirahNya. Jika dia memperhitungkan kemaksiatanku, maka aku akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNya. Dan jika Tuhan memperhitungkan kekikiranku, maka aku akan memperhitungkan pula betapa Dia sangat Dermawan”. Mendengar ucapan tersebut membuat Rasulullah menangis. Beliau merasa sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh orang Badui tadi. Tangisan itu semakin menjadi hingga air mata Rasulullah membahasi janggutnya. Setelah itu, turunlah Jibril ke bumi seraya berkata. “Ya Muhammad, Tuhan as-salam menyampaikan salam kepadamu, dan berkata Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangisanmu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Katakanlah kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahnnya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti.” Demikianlah kisah mengenai Arasy yang bergoncang karena tangisan Rasulullah SAW untuk seorang pria Arab yang tengah melakukan thawaf di Ka’bah. Sungguh mulia hati dan pemikiran si pria tadi hingga membuat Rasululah menangis haru.[]
Danyang perlu digarisbawahi adalah cinta yang dapat membawa ke dalam surga adalah cinta yang lahir karena Allah Ta'ala. Adapun cinta yang di dalamnya terdapat pelanggaran dengan norma-norma agama maka cinta itu akan berakhir di dalam neraka. Pada artikel kali ini, kami akan membagikan beberapa hadits rasulullah yang berkaitan dengan cinta.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID jCBj0u8mhn04HsBd9aoidKn3nhI4unqx-sjfoOTPLOquaWcFptIf1Q==aogM.